Di tengah wabah COVID-19, kebutuhan energi yang memadai akan bermanfaat untuk menjaga stabilitas ekonomi negara. Untuk itu, Fakultas Teknik dan Informatika (FTI) melalui program studi Teknik Fisika Universitas Multimedia Nusantara (UMN) mengadakan web seminar (webinar) bertema “Prioritas Sektor Energi dalam Menghadapi Kondisi Darurat COVID-19”, Jumat (8/5) secara daring.
Webinar ini merupakan bentuk program pengabdian masyarakat dari FTI UMN yang didukung oleh Badan Kejuruan Teknik Fisika Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Webinar ini juga dimoderatori oleh Ketua Program Studi Teknik Fisika UMN, M. Salehuddin, S.T., M.T.
Sesi pertama dipaparkan oleh pakar di Pusat Pengkajian Industri Manufaktur, Telematika, dan Elektronika Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Arya Rezavidi. Ia mengutarakan kekhawatirannya pada persoalan ketenagakerjaan akibat COVID-19.
“Kalaupun COVID sudah selesai, maka persoalan ketenagakerjaan ini tak akan selesai begitu saja. Karena ini akan berdampak panjang. Untuk recovery ini akan memakan waktu,” jelas Arya.
Terkait masalah ini, Arya menjelaskan pentingnya pemanfaatan energi terbarukan, seperti sel surya atau Photovoltaic (PV) dan biomassa. Menurutnya, penggunaan energi terbarukan ini dapat menghemat energi dan uang negara yang 90% sumber energi utama masih bergantung pada fosil. Selain itu, juga sebagai solusi lapangan kerja baru di tengah merebaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) saat situasi pandemik COVID-19.
“Kita lihat akan terjadi estimasi tumbuhnya 60 ribu lapangan kerja baru dalam industri PV. Dan untuk biomass akan diestimasi tumbuh 38 ribu lapangan keja baru,” papar Arya.
Sesi kedua dilanjutkan oleh Dosen Manajemen Energi Teknik Fisika UMN, Rahmi Andarini. Pada sesi ini, Rahmi membagikan tips menghemat energi di rumah selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Segala aktivitas yang dialihkan di rumah ini dikhawatirkan berkontribusi pada pemborosan energi secara signifikan.
“Kita punya keterbatasan sumber energi yang ada. Harus mulai switch atau hijrah dengan sumber energi yang efisien. Sementara itu, di satu pihak permintaan penggunaan energi itu setiap hari naik,” jelas Rahmi.
Untuk itu, Rahmi menjelaskan pentingnya meningkatkan kesadaran pada masalah penggunaan energi. Meskipun demikian, tidak berarti produktivitas kita menjadi turun karena menghemat energi.
Adapun beberapa tips dari Rahmi seperti memanfaatkan cahaya matahari untuk penerangan di siang hari, memaksimalkan penggunaan ventilasi udara untuk mengurangi penggunaan Air Conditioner (AC), dan mencegah adanya energi vampir – kondisi saat terjadinya penghisapan energi listrik dari peralatan yang dibiarkan menyala (standby).
“Jadi, kita menggunakan energi secara efisen dan rasional tanpa mengurangi tingkat keselamatan, kenyamanan, dan yang penting produktivitas. Ini harus selalu kita camkan bahwa ketika kita menggunakan energi, kita lihat bagaimana produktivitas kita,” tutup Rahmi. (MC/RK)