Dosen dan mahasiswa program Studi Teknik Fisika, Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Jumat (13/10) berkesempatan mengunjungi SMA Santa Laurensia yang bertempat di kawasan Alam Sutera, untuk memberikan workshop berjudul, Simulasi Energi Cahaya secara 3D untuk Mendukung Perancangan High Performance Building.
Sistem penerangan buatan pada gedung/bangunan menyumbang beban konsumsi energi listrik terbesar kedua setelah sistem tata udara (air conditioner). Di sisi lain, dalam memperhatikan produktifitas saat beraktifitas, sistem penerangan tersebut juga dituntut harus memberikan rasa kenyamanan visual sesuai dengan standar peraturan yang diberlakukan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 48 Tahun 2016 tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran menyebutkan bahwa minimal kadar pencahayaan yang diperuntukkan untuk ruang kerja minimal senilai 300 lux. Dari bunyi aturan ini, jika kadar pencahayaan tersebut tidak mencapat 300 lux, maka pada bangunan tersebut terdapat sistem penerangan yang dirancang secara tidak tepat.
Workshop ini memberikan pengetahuan serta ketrampilan kepada siswa SMA tentang pemanfaatan salah satu open-source software yang digunakan di Program Studi Teknik Fisika, UMN sebagai metode simulasi berbasis komputasi untuk merancang gedung/bangunan dari aspek sistem penerangan. Dibagi menjadi 4 kelompok, seluruh siswa mulai bekerja merancang interior bangunan mulai dari menentukan dimensi ruang secara 3 dimensi, memberikan bahan material hingga furnitur, memilih jenis lampu dari beragam merk/brand yang ada. Akhir pekerjaan ini menjadi bagian yang paling menggembirakan, semua siswa terkesima setelah mensimulasikan hasil rancangan interior bangunan, lampu yang telah ditentukan dapat dinyalakan secara animasi sehingga tampak terlihat nyata.
“Workshop ini dirasa sangat baik karena para siswa akan mendapatkan insight mengenai keilmuan yang diajarkan di program studi Teknik Fisika, UMN, secara hands on. Tidak melulu bahwa kata Fisika dikaitkan imajinasi fisis serta formulasi matematika yang (terkadang di rasa) menjelimet,“ ungkap Muhammad Salehuddin atau yang sering disapa dengan sapaan Pak Deden.
Esensi dari kegiatan workshop ini, yaitu para siswa ini harus disadarkan sedari dini bahwa untuk terbatasnya sumber energi ke depan memberikan imbas pada pola perancangan gedung/bangunan yang dituntut dapat mengantisipasi keadaan tersebut. Namun, gedung yang dirancang secara hemat energi pun harus turut memberikan kenyamanan bagi penghuninya sesuai standar serta aturan yang diberlakukan.